iNews.digital – Makassar, Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar atau biasa disebut Otban V Makassar, tengah melakukan kesiapan menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Diantaranya, menggelar latihan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
Ketika libur Panjang menjelang, seperti momentum Libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru, akan berdampak pada peningkatan permintaan pelayanan jasa transportasi udara. Tentu saja, dengan meningkatnya permintaan tiket pesawat dari masyarakat untuk merayakan Natal di kampung halaman atau mengisi liburan dalam merayakan tahun baru akan membuat kesibukan tersendiri bagi stakeholder penerbangan, seperti Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar atau Otban V Makassar.
Dr. Asri Santosa, Kepala Otban V Makassar, mengatakan, untuk menghadapi musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan meningkatkan frekuensi penerbangan, seperti di wilayah kerja Otban V Makassar.
“Untuk menyambut Nataru 2024 dan Tahun Baru 2025 pada dasarnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah mempersiapkan kesiagaan untuk melayani masyarakat,” ujar Asri, kepada Halo Indonesia, beberapa waktu lalu.
Terutama, lanjut dia, untuk teman-teman kita yang akan mudik, baik yang beragama Nasrani maupun agama-agama yang lain. “Kantor Otban V Makassar akan segera melayani mereka, secara aman dan selamat sampai tujuan. Tentunya ini kita perlu berkolaborasi, baik dari regulator maupun operator dan yang terakhir adalah dari maskapai,” jelas Asri.
Kesiapan Menjelang Nataru Menurut Asri, Kantor Otban V Makassar sudah mempunyai planning untuk melakukan pengawasan terhadap fasilitasfasilitas yang dimiliki Kemenhub, bandara maupun maskapai.
“Kami akan melakukan cek untuk memastikan laik terbang untuk melayani saudara-saudara kita yang akan merayakan Nataru.
“Tentunya kami berkoordinasi dengan maskapai untuk menambah extra flight ke masingmasing daerah yang memang basis untuk tempat mudik,” ucap Asri.
Diantaranya, lanjut dia, untuk rute dari Makassar ke Palu dan Kendari yang diprediksi akan mengalami peningkatan penerbangan. “Dengan memiliki kesiapan awal, maka jika ditemukan berbagai persoalan kelaikan terbang dan pelayanan akan kami beri teguran untuk melengkapinya. Baik itu, pihak pengelola bandara maupun maskapai penerbangan.
“Sehingga begitu hari pelaksanaanya, kami sudah siap. Sekarang waktunya tinggal satudua bulan lagi sehingga kami akan terus meningkatkan persiapan untuk mereka bisa melengkapi semua fasilitas yang menjadi kekurangan tersebut,” tegas Asri.
Asri menambahkan, harapan kami, perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, mereka dapat dengan khusyuk untuk beribadah kemudian bisa merayakan dengan keluarga dan juga bisa kembali dengan selamat setelah Libur Nataru. Ini akan memberikan kebahagiaan bagi mereka,” tutur Asri.
Di era pemerintahan baru ini, lanjut dia, pemerintah sebelumnya sudah baik dan kami berharap tentunya dalam pemerintahan baru ini akan lebih baik lagi gitu. “Saya yakin kepada pemerintahan yang lebih baru ini akan memprioritaskan keberpihakan kepada masyarakat,” harap Asri.
Koordinasi Latihan Kedaruratan Otoritas Bandara (Otban) V secara rutin menggelar latihan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) guna menghadirkan keselamatan dan keamanan bagi pengguna jasa penerbangan.
“Latihan penanganan kedaruratan rutin dilakukan, mulai dari yang parsial hingga skala yang menyeluruh. Kali ini, kami menggelar latihan menyeluruh yang melibatkan pihak bandara sekitar, seperti Bandara Masamba, Bandara Toraja, Bandara Selayar, Bandara Seko, dan Bandara Rampi. Mereka hadir untuk menyaksikan rekanrekan dari Bandara Bua Lagaligo Palopo dalam kesiapan dan kesiagaan penanganan keadaan darurat,” ujar Asri Santosa.
Dia menambahkan, berbagai stakeholder ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, diantaranya Dinas Pemadam Kebakaran Palopo, Kepolisian, TNI, Basarnas, Dinas Kesehatan, dan lain sebagainya. “Intinya, mereka bersatu-padu untuk berkoordinasi, dan berintegrasi sehingga sudah siap ketika suatu hari ini ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi atau istilah kerennya response time yang cepat dalam menangani para korban,” jelas Asri.
Dalam kegiatan ini, lanjut dia, akan ada skenario ketika penerbangan selesai, seolah-olah pesawat mengalami accident akan ditangani secara cepat dengan waktu seminimal mungkin.
“Cepat, terstruktur, terorganisir, dan korban terselamatkan. Intinya korban harus terselamatkan,” Tutup Asri. (Dh.L./Red)